Pages

Enam Kesalahpahaman Umum Mendidik Anak

(FOTOLIA)
(FOTOLIA)
Mendidik anak selalu menjadi tanggung jawab besar dalam hidup dan masalah yang telah mengganggu banyak orang tua. Anak-anak adalah kelanjutan dari kehidupan kita. Usia seorang manusia biasanya tidak lebih dari 100 tahun dan sering lebih pendek, dan mungkin tidak terasa waktu berlalu dalam sekejab.
Kita bisa memberitahu keinginan dan cita-cita kita kepada anak-anak kita, generasi berikutnya dan seterusnya, dan mungkin memberdayakan mereka untuk menjelajahi dimensi baru di masa depan. Sayangnya, banyak orang tua sering kali memiliki enam kesalahpahaman umum berikut ini dalam mendidik anak-anak mereka.
1. Terlalu memuji dan berharap terlalu banyak
Orang tua yang terlalu memuji anaknya akan menyebabkan beban bagi si anak, yang mengarah pada pembatasan dan hambatan yang berlebih. Jika si anak gagal memenuhi harapan orangtua, rasa bersalah dan frustrasi anak akan tumbuh. Anak mungkin akan menyalahkan dirinya sendiri dan merasa tertekan ketika mendapat nilai buruk. Harapan yang tidak realis ini akan menjadi pukulan berat bagi harga diri dan kepercayaan diri, terutama jika orang tua selalu memuji anak dengan komentar seperti: “Kamu sungguh pandai”
Orang tua harus mempertimbangkan agar menggunakan istilah pujian khusus seperti: “Kamu telah mengerjakan PR dengan baik hari ini!”
2. Terlalu ingin tahu
Banyak orangtua membombardir anak-anak mereka dengan pertanyaan ketika si anak kembali dari sekolah. Orang tua terlalu bersemangat untuk lebih memahami anak-anak mereka. Pertanyaan tersebut meliputi: “Apakah hari ini guru bertanya padamu?”; “Bagaimana tes matematikamu?”; “Siapa yang kamu ajak main?” ... Anak-anak akan merasa tersinggung dan kesal dicecar begitu banyak pertanyaan.
Salah satu cara yang lebih efektif adalah memasuki dunia anak dengan menghabiskan waktu bersama mereka untuk bermain dan biarkan mereka berbicara, tahanlah pertanyaan Anda. Anda akan menemukan banyak rahasia pada anak Anda melalui interaksi biasa.
3. Terlalu memerintah
“Kerjakan PR Anda!”, “Matikan televisi.” ... Seorang anak cenderung mengabaikan perintah yang terlalu sering. Orangtua perlu mengevaluasi pengaruh kata-kata mereka di mata sang anak dan menyesuaikan arahan mereka, perhatikan juga nada suara yang digunakan orangtua dengan anak.
4. Mengingkari perasaan
Ini adalah kesalahan yang banyak dibuat orangtua. Ketika anak berkata: “Ibu, saya takut disuntik. Sakit”, ungkapan adat orang tua yang turun-temurun digunakan adalah:” Nak, jangan khawatir, tidak ada salahnya!” Ini sebenarnya bohong. Jawaban semacam ini hanya akan membuat anak merasa dirugikan dan khawatir. Cara yang lebih baik untuk menghibur anak Anda mungkin: “Nak, Ibu tahu. Suntikan itu sakit, tetapi pasti akan membuatmu merasa lebih baik.” Anak biasanya merasa lebih baik ketika merasa bahwa orang tua memahami kekhawatiran dan kecemasannya.
5. Berteriak dan mengejek
Ketika anak tidak berprestasi baik, beberapa orangtua akan berteriak pada mereka: “Bodoh! Tolol! “Ini hanya akan menciptakan trauma pada harga diri anak. Cara yang benar adalah dengan menilai masalah, bukan orangnya, membedakan antara perbuatan dan pelaku!
6. Gagal untuk memimpin dengan contoh
  Jika anak berkelahi dengan seseorang, lalu dimarahi dan dipukuli oleh orang tua di rumah, anak akan mengembangkan kebencian yang kuat dan akan berkata pada dirinya sendiri: “Jika saya tidak diperbolehkan untuk berkelahi, bagaimana bisa orangtua melakukan ini padaku?” Orangtua benar-benar akan kehilangan kepercayaan anak. Sebuah perilaku orangtua akan mempengaruhi anak-anaknya.




Penanggung Jawab :
(Epochtimes.co.id)

0 komentar:

Posting Komentar